My Little Sisters

Posted by: ngodod on: 11 April 2008

• In: bukan sejarah
• 5 Comments

Dan memang punya adik cewek itu impianku sejak dulu.

Secara gitu lo, aku ini tiga bersaudara laki-laki. Aku yang tengah. Jadi wajar, kalo jadi semacam haus sentuhan feminim. Kekekeke…. Jadi seneng banget, ketika ada beberapa temen perempuan, yang mau aku baptis jadi adikku. Adik dalam konteks yang sebenernya. Bukan adik yang dalam konteks “itu”. Dari beberapa adik yang aku punya, ada tiga orang yang sering bikin aku kangen sama mereka.

Poe..

Ketemu di dunia maya. Pas aku iseng-iseng chatting di room. Akhirnya jadi sering chatting, trus kopdar. Tuker-tukeran no hape. Kemudian SMS-an dan sekarang jadi telpon-telponan. Paling dewasa diantara adik-adikku yang lain, meskipun dari segi usia, dia yang paling bontot. Tempat curhat paling asik. Kita suka saling tuker keluhan. Dia dah tau aku luar dalem. Yang paling aku suka, dia terima aku jadi kakaknya apa adanya. Hehehehe….

Masih kuliah di IPB. Katanya sih mau lulus 2010. Ambil jurusan Manajemen di sana. Aku suka diskusi ma dia soal ekonomi. Mulai dari inflasi, Suku Bunga Bank Indonesia sampe ke beratnya tantangan berbisnis dengan cara yang jujur. Partner diskusi yang setara soal pembicaraan yang satu ini. IM3 dan XL yang membuat komunikasi kami jadi lancar.

Lia

Lulusan Farmasi UGM. Dulu jadi aktifis pas kuliah. Sekarang lagi sibuk sama toko kelontong yang ada di rumahnya. Kebetulan dia lagi perbaiki manajemen toko yang selama ini dikelola ayah-ibunya. Sekarang lagi bingung pengen segera nikah. Akhir-akhir ini, lo ngobrol sama dia, gak bakalan jauh-jauh dari urusan cari kerja dan jodoh.

Aku suka mampir ke rumahnya kalo pas aku main ke Klaten. Yah sekedar cerita-cerita. Komunikasinya lebih sering via SMS, makanya, pas aku ke Klaten, selalu aku optimalkan ngobrol ma dia. Lumayan manja anaknya. Maklum, ayah-ibunya cukup protektif. Dia adik sepupu temen deketku.

Nelly

Bukan yang paling bontot. Tapi manjanya minta ampun. Lulusan TPHP UGM. Asli Lamongan. Adik sepupu temen deketku. Paling demen kalo aku ajak jalan-jalan. Lo dicurhati suka bingung.

Paling bawel, suka bikin aku repot. Tapi paling ngangenin. Maklum, dialah yang sukses “ngajari” aku bagaimana menjadi kakak yang baik. Ngajari bagaimana “merawat” cewek yang manja. Pernah bikin aku miskin mendadak gara-gara dia tahu aku baru gajian dan langsung nodong ditraktir Pizza di Papa Ronz. Dia adik cewek pertama yang aku punya. Sekarang masih bingung nyari kerjaan yang cocok. Aku kenal karena dia adik sepupu temen deketku.

Selain mereka bertiga, aku masih punya Fina. Yang satu ini primadona banyak lelaki. Maklum saja, secara fisik termasuk menarik. Banyak yang ngira aku juga termasuk laki-laki yang naksir ma dia. Bahkan katanya ada yang ngiri kok aku bisa deket ma dia. Hahaha….

Bedewe, adik-adikku itu pada suka heran. Aku punya banyak adik cewek, tapi kok masih gak laku-laku alias jomblo. Aku suka bilang sama mereka, karena mereka bisa nerima aku apa adanya. Berbeda dengan “mereka” yang masih suka nuntut ini-itu. Yah, itu kan sesuatu yang wajar, lha wong “mereka” nyari calon bapak buat anak-anaknya. Tapi ada satu permintaan mereka, “Mas, nanti aku bakalan dikenalkan sama mbakyuku kan..?” Iyalah.., meskipun besok aku dah berkeluarga, aku gak akan melupakan kalian… They’re my sunshine in the bright morning…

Tag: adik, perempuan