Konversi BBM
Posted 14 Agustus 2008
on:- Di: bukan sejarah | sepeda
- 3 Comments
Apa kabar konversi BBM? Sudah lama nggak terdengar lagi kontroversi yang satu ini. Tertimbun oleh isu sidang BLBI, kasus dugaan korupsi para anggota DPR-RI, krisis energi, bahkan isu ecek-ecek dan ra mutu semacam tertangkap tangannya Sheila Marcia.
Ah, memang media itu sangat luar biasa. Bisa memainkan publik. Bisa memainkan apa yang sebaiknya dibicarakan oleh publik hari ini. Bahkan hingga membentuk opini. Konversi BBM yang sempat membuat rusuh dan panik masyarakat kalangan menengah dan menengah ke bawah ini akhinya berlalu begitu saja di tangan media. Seperti isu-isu yang lain, ketika media sudah menemukan isu baru yang lebih hangat dan menarik, maka tergantikanlah isu konversi BBM ini dengan isu yang lain.
Namun, apapun kekejaman pemerintah yang nampaknya makin lama makin menjadi pendukung pengusaha besar dan bukan rakyat kecil, serta kekejaman media yang lebih memkirkan bagaimana caranya memperbesar oplah-nya sampai terkadang kurang begitu memperdulikan efek yang ditimbulkannya. Aku masih merasakan betapa dahsyatnya program konversi BBM ini.
Dua porsi sodara tiap makan malam. Ini semua akibat jatah dana BBM yang dulu biasanya kuhabiskan buat beli bensin premium Tjap Pertamina ter-konversi menjadi BBM sepeda. Berbentuk seperti nasi pecel, nasi goreng, pecel lele, bahkan kupat tahu. Kalautohpun tidak dipenuhi di malam harinya, itu bisa berakibat perut keroncongan ketika bangun keesokan paginya. Sebuah dilema bagi seseorang yang sedang melakukan program diet. [halah…]
3 Tanggapan to "Konversi BBM"

Daripada mikir BBM mendingan Ngeblog ae Cak…

14 Agustus 2008 pada 11:44
hoho..sedang diet yaa? diet-ung tah 😛 heheheh..