Elegi Laki-laki Melankolis-Pesimis-Romantis
Posted on: 18 Juli 2008
mawar putih
Serasa setiap jengkal bumi tak nyaman lagi buatku. Serasa tiap putaran jarum jam merupakan siksaan. Ah, memang inilah nasib menjadi laki-laki malang. Laki-laki yang disingkirkan dunia.
Menjadi laki-laki yang pilihan hidupnya tak pernah popular di mata perempuan, mungkin sudah kodrat dan takdir. Apakah ini sebuah kutukan? Mungkin saja. Aku tak pernah meminta ini terjadi. Aku tak pernah meminta menjadi aku yang sekarang.
Memang kombinasi sebuah fatalisme akut. Mungkin pula kenapa ini terjadi karena aku sudah terlalu merasa nyaman bermain di titik ekstrim. Ujung utara atau selatan. Memilih jalan di tengah adalah sebuah nista.
Ah, terkadang, aku menyesal pernah mengenal cinta.
Lembayung Kafe, 17 Juli 2008
27 Tanggapan to "Elegi Laki-laki Melankolis-Pesimis-Romantis"
18 Juli 2008 pada 20:12
Lembayung Kafe ki ng ndi? suka ngafe nih? seharusnya kita memang jangan sampai menyesal dengan pilihan2 hidup kita…
21 Juli 2008 pada 12:22
lagi putus cinta ya pak? sometimes too much love can kill you.. hehe
21 Juli 2008 pada 12:42
bukan jadi alasan menyesalkan?
ayoo smangaaaadd…!!!jangan hidup dlm penyesalan dan kesedihan hanya karna perempuan..masih banyak wanita2 diluar sanah..semo9a segera menemukan yg terbaik yakh…..;) smangaaaddd…!!!
*nepuk-nepuk bahunya ngodod* heheh
21 Juli 2008 pada 13:49
orang baik jodohnya orang baik..nah sekarang kira-kira aja, kowe piye donk….he..he..he..pissss
21 Juli 2008 pada 17:43
*buat semua…
sebenernya nih postingan dibuat hanya karena saya lagi stress karena banyak kerjaan…
[suer, bukan apologi…]
22 Juli 2008 pada 09:40
Kadang yang gak populer justru yang dicari. Terlalu populer juga jadi cepet basi.
22 Juli 2008 pada 16:20
oh lagi stress tentang kerjaan tah… 😆 jadi terlalu cinta dengan pekerjaan gitu…? 
sama donk 😛
23 Juli 2008 pada 11:00
lha saya kok suka sama pkerjaan saya to?
mau tau apa itu?
iyyak benerr..
b l o g g i n g . . .
23 Juli 2008 pada 12:05
Setiap manusia harus mempunyai kesabaran, keyakinan, dan Ketakwaan. Jika ketiga hal tsb hilang ….. mending ANSAB aja jadi manusia.
Btw, bunuh diri itu sakit dan merupakan dosa yang tidak bisa di ma’afkan.
.::he509x::.
23 Juli 2008 pada 13:03
stress kerjaan ? atau pembelokkan topik ? jangan gitu ah…Kang …. 🙂
10 Agustus 2008 pada 10:46
serius tuh mas???
elegi ato sebuah penyadaran diri?
kadang2 emang kita harus teriak…sekencang2nya meski kta g tau apakah teriakan itu akan terdengar ato tidak…
pernah pusing tanpa sebab?
pernah mules tanpa sebab?
pernah mual dan pengen muntah tanpa sebab?
itu namanya stres mas…aku barusan mengalaminya…
karena….
sama kayak elegimu,mas…hehehe…
(tapi aku tetep pengen mengenal lebih dalam tentang cinta…)
caiyooo….
28 Agustus 2008 pada 10:13
kalo putus, cari yang baru mas.
masih banyak ikan di laut.
hehe.
*wah, padahal dah di clarify sama si empunya blog kalo postingan ini bukan tentang patah hati.
10 Desember 2008 pada 21:12
mwahahaha..dong dong..santai dong,..mari kita sepedaan saja..
[…] gambar diambil dari ini dan wordpress […]
4 Desember 2011 pada 19:10
ah huh ah huh ah huh ah…
(puedesnya bis makan rujak ne)
;))
ngodod 
18 Juli 2008 pada 15:48
ah, tidak ada gunanya penyesalan..